“Pendidikan
Kesehatan Reproduksi dan Seksualitas untuk Remaja di Komunitas Muslim”
Akhir-akhir ini perilaku seksual dikalangan remaja semakin populer, hal tersebut bisa dilihat dengan meningkatnya jumlah kejadian kehamilan sebelum menikah dan juga berdasarkan banyaknya anak usia remaja yang mengajukan dispensasi menikah ke Pengadilan Agama karena belum cukup umur untuk menikah dan data dari Pengadilan Agama Jombang angka tersebut mencapai 89 kasus remaja yang mengajukan dispensasi nikah. Pola perilaku seks bebas tidak hanya berdampak negatif pada masa depan dan kesehatan remaja, akan tetapi sudah menjadi masalah sosial yang berkepanjangan hal tersebut karena minimnya pengetahuan kesehatan reproduksi dan perilaku yang kurang bertanggung jawab.
Berdasarkan Needs Assessment yang di lakukan oleh
Rahima Pusat Pendidikan & Informasi Islam dan Hak-Hak Perempuan pada bulan
Mei 2012 wilayah JLK (Jombang Lamongan Kediri) terkait dengan kesehatan
reproduksi remaja di komunitas muslim, ditemukan bahwa sebanyak 76,8% responden
tidak mengetahui apa itu kesehatan reproduksi dan seksualitas, dan yang pernah
berpacaran sebanyak 73%. Sedangkan berpacaran dari tingkat berpegangan tangan
hingga melakukan oral seks sebanyak 1,7%.
Untuk mengantisipasi
semakin meningkatnya kasus remaja yang berperilaku seks bebas, Rahima beserta
para stakeholder dari mitra Rahima
wilayah Jombang yang terdiri dari WCC Jombang, tokoh agama dan juga instansi
pemerintah akan melakukan advokasi kepada kalangan remaja dan orang tua.
Dalam pertemuan yang
diadakan pada tanggal 24 Nopember 2012 di hotel Yusro muncul beberapa usulan program
kerja yang disampaikan yaitu melakukan pemetaan wilayah sosialisasi termasuk
materi pembahasan kesehatan reproduksi kepada remaja, melakukan sosialisasi
dengan penyuluhan via media seperti brosur, media massa, televisi dan juga
media jejaring sosial facebook dengan harapan akan adanya komunitas yang peduli
kesehatan reproduksi remaja serta akan menggalakkan konseling sebaya. Selain
itu juga akan melakukan advokasi mengenai persoalan-persoalan remaja termasuk
persoalan seksual sambil berkoordinasi dengan dinas terkait untuk penanganan
lebih lanjut, melakukan advokasi terhadap peran dari tokoh agama terkait
pemahaman kesehatan reproduksi dan juga melakukan advokasi kepada pemerintah
tentang fasilitas umum yang sering kali digunakan remaja untuk melakukan hal
maksiat.
Upaya untuk
meminimalisir kasus-kasus kesehatan reproduksi dan seksualitas remaja
dibutuhkan koordinasi yang baik antara masyarakat, instansi pemerintah dan juga
media massa supaya harapan-harapan tersebut dapat terwujud. (MD/WCC Jombang)