Semua dari kita
mungkin sudah tidak asing dengan benda disamping. Ya, kacamata. Hari ini kita
akan belajar dan membuka sisi lain dari kacamata.
Mungkin, sebagian
besar dari kita, tidak termasuk penulis melihat apapun yang ada disekitar kita,
baik itu masalah, ujian, atau bahkan menilai orang lain hanya dari kacamata
kita sendiri. Sebagai contoh , “Apa yang ada dalam benak kita bila kita yang
sedang jalan-jalan tidak sengaja bertemu dengan A(wanita) yang mengenakan
atasan dan rok diatas lutut, serta nada bicara yang boleh dibilang menggunakan
desahan ?”. Pasti bagi para laki-aki akan mengganggap bahwa wanita ini sexi,
menggairahkan, atau entah apalagi yang lebih ekstrim dari itu mungkin. Beda
lagi yang mungkin bagi sesama wanita yang kebetulan berpapasan dengan wanita
seperti A ini, mungkin mereka akan mengganggap tidak tahu malu, tukang mencari
perhatian, genit, atau bahkan yang lebih parah adalah memberi label wanita
murahan.
Yah, komentar itulah yang kerap kita
berikan. Padahal jika mau melihat lebih dalam lagi dengan tidak menggunakan
kacamata kita sendiri tentunya, tidak jarang kita akan menemukan apa yang
sebenarnya terjadi dengan A. Bisa saja bukan A ini adalah mode atau mungkin
seorang marketing yang sangat diituntut dalam hal penampilan fisiknya yang
harus selalu dalam kondisi cantik.
Sekarang mari
menanggalkan kacamata diri kita, lantas menggunakan kacamata lain yang selama
ini tidak pernah kita gunakan, kacamata dari perempuan yang kita beri penilaian
tersebut. Pernahkah terbersit bahwa ada apa dibalik kacamata tersebut?